Nama-nama asli dari suku Lamaholot yang akan punah
Nama adalah panggilan atau tanda pengenal, identitas seseorang.Di Indonesia untuk mengenal seseorang kadang kita hanya mendengarkan namanya saja,kita bisa dengan cepat tau asal seseorang. Bahakan kita bisa mengetahui dari keturunan mana orang tersebut.
Sebagai contoh misalnya :Nama La ode pada orang sulawesi tenggara.La Ode adalah nama depan pria Sulawesi dari keturunan raja.Jadi, mendengar nama La Ode saja kita bisa tahu dari keluarga mana orang tersebut atau dari daerah mana orang tersebut.
Namun akhir-akhir ini nama atau pun gelar asli daerah semakin memudar seiring dengan perubahan jaman ke jaman.Pengaruh utama orang jarang menggunakan nama tempatan adalah agama.
Agama mempunyai pengaruh terbesar dalam hal ini.Orang lebih banyak menggunakan nama-nama dari luar di bandingkan dengan nama warisan nenek moyang nya.
Ada beberapa orang tua juga menggunakan nama-nama tokoh dalam kitab milik agama moderen untuk memanggil nama anaknya.
Namun sangat di sayangkan bila nama-nama tempatan akan memudar begitu saja.
Sedangkan di dalam suku Lamaholot yang mendiami Flotim, Lembata,Adonara,Solor dan Baranusa juga mengalami hal demikian.Nama-nama asli memudar begitu saja.Hampir tak terdengar lagi.Hampir keseluruan orang lamaholot memanggil nama anaknya sesuai dengan tokoh dalam ajaran agamanya masing-masing.
Contohnya sbb :
1.Kewa payong di ganti dengan Maria Kewa dengan panggilan Maria.Nama Payong hilang.
2.Kopong mitemen di ganti dengan Karnelis Kopong.Di panggil Kornel.Nama Mitemen hilang.
3.Beda payong di ganti dengan Ibrahim beda.Di panggil Brahim.
4.Suku pitane di ganti dengan Abdulah Suku.Di panggil Abdul.
5.Arakian Ola di ganti dengan Kamaruddin Ola.Di panggil Udin.
6.Hingi Notan di ganti dengan Paolina Hingi.Di panggil Lina.
7.Djari Ama di ganti dengan Yohanes Djari.Di panggil Yohan.
8.Lipat Ama di ganti dengan Fransiskus Lipat Ama.Di panggil Frans.
Dari contoh-contoh di atas sangat di sayangkan bila nama tempatan memudar begitu saja.Padahal nama asli Lamaholot adalah identitas,ciri khas kita sebagai orang Lamaholot.
Nama asli Lamaholot berangsur-angsur hampir tak terdengar lagi di telinga.
Panggilan manja dengan nama Kewa,kopong,Prada,Ama, kini di ganti dengan Fransiskus,Abdullah, Elisabeth,Fatimah.
Apakah orang Lamaholot miskin nama ? Saya rasah tidak.
Orang Lamaholot memiliki ribuan nama asli untuk manusia.Namun sayang,kini hanya tinggal tersisa.
Kini tinggal nama-nama asing yang terdengar.
Sekarang saya sadar,saya sedang di jajah.
Sekarang sudah memudarkan kepercayaan lewotana kami.Apakah nama asli kami juga di pudarkan ?
Saya rasah jangan.Jangan hilangkan nama nenek moyang kami.Nama-nama yang telah memperjuangkan kelangsungan hidup kami dengan darah dan air mata.
Cukup keyakinan lewotana kami saja yang memudar jangan nama leluhur kami.
Ini tanah kami,ini tumpah darah kami.Jika aku mati anak-anak ku akan menggunakan nama ku untuk mengenang aku di sini.
*Kembalikan nama-nama leluhur ku*
Hebat, luar biasa kita sama2 memelihara budaya kita.
ReplyDelete